Bunker Jepang
saya temui di kaki bukit Gunung Padang, dalam perjalanan mendaki bukit untuk
melihat Makam Siti Nurbaya. Untuk sampai ke lokasi, kami melintasi Jembatan
Siti Nurbaya yang melintang di atas Batang Arau, belok ke kiri di ujung
pertigaan, dan menyusur pinggiran Batang Arau mengarah ke Barat.Tidak lama
kemudian terdapat sebuah area terbuka dimana jalan yang kami lalui melingkari
area itu dan mengarah kembali ke jalan semula. Kami berhenti di pinggir area
terbuka yang dekat dengan perumahan penduduk. Tidak ada papan petunjuk di sana,
dan seorang penduduk memberitahu kami untuk mengambil jalan ke kanan.
Dua diantara
sekian bunker peninggalan Jepang yang berada di kaki Gunung Padang.Tidak ada
penjelasan tentang riwayat yang berkenaan dengan pembuatan dan penggunaan
bunker-bunker Jepang ini. Mudah-mudahan dinas terkait tergerak membuatnya,
sukur-sukur dibuat dari batu sehingga lebih awet.Berjalan beberapa langkah
lagi, kami menjumpai Bunker Jepang lainnya dengan sebuah meriam laras panjang
yang moncongnya sampai berada di luar kubah.Bunker peninggalan Jepang ini
terlihat tidak dijaga kebersihannya dengan baik, dan digunakan untuk menumpuk
barang tak terpakai. Entah siapa yang seharusnya secara rutin memeriksa
langsung ke lapangan untuk memastikan dilakukannya perawatan tempat-tempat
bersejarah seperti ini.Ada baiknya pejabat terkait melakukan pemeriksaan sedikitnya
setahun sekali, eselon di bawahnya sekali dalam empat atau enam bulan, dan
eselon di bawahnya lagi sebulan sekali.