Minggu, 02 Desember 2012

4 Nama Ketua PSSI (1991-sekarang)


    Sekarang infobolu akan menceritakan kisah hidup atau biodata dan profil dari 4 nama orang yang pernah menjadi ketua PSSI dari tahun (1991 sampai 2015) sebenarnya ketua PSSI indonesia ada 15 ,tetapi karena terlalu banyak dan saya juga tidak tahu kisah hidup dan biodatanya,maka saya hanya membicarakan 4 Ketua PSSI yang saya ketauhi,dan ini dia 4 nama orang tersebut.

1.Azwar Anas (1991 - 1999)

 


     Letnan Ir.Azwar Anas seorang mantan Meteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat masa jabatan tahun 1993-1998,mantan Menteri Perhubungan Indonesia masa jabatan tahun 1988 -1993 dan beliau pun pernah menjabat sebagai  Gubernur Sumatera Barat pada masa jabatan tahun 1977-1987 (dua periode).

   Azwar Anas adalah orang yang Padang,Sumatra Barat Negara Indonesia,dia lahir tanggal 2 Agustus 1933 dengan umur 79 Tahun,saat itu Indonesia sedang dijajah oleh Bangsa Belanda dan Jepang.Azwar Anas mempunyai sebuah gelar jika ia berada dikampung halamannya(Padang) yaitu DATUAK RAJO SULAIMAN.

  Azwar Anas lahir dari pasang Anas Malik Sutan Masabumi (ayah) dan Rakena Anas (ibu),dan memiliki 10 anak. Ayahnya yang masih memiki garis keturunan dengan Raja Pagaruyung terakhir, yakni Sutan Bagagarsyah, bekerja sebagai kepala perbengkelan kereta api di Simpang Haru, Padang, sementara ibunya yang hanya tamatan SD berasal dari Koto Sani, Solok. Sebelum menikah dengan ibunya, ayahnya telah memperoleh seorang anak dari istri pertama dan dia seorang yang menganut agama ISLAM.
  Azwar Anas mengurus PSSI pada tahun 1991 sampai dengan 1999 dan digantikan oleh Agum Gumelar.

2.Agum Gumelar (1999 - 2003)
   

     Agum Gumelar orang yang lahir di Tasikmalaya,Provinsi Jawa Barat tanggal 17 Desember 1945,beliau lahir setelah 4 bulan setelah Negara Indonesia Merdeka dari penjajah jepang pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan umur 67 tahun,beliau seorang warga negarq Indonesia yang menganut agam ISLAM dengan hobby bermain sepakbola dan mempunyai seorang istri yang  bernama Linda Amaliasari ia adalah puteri mantan Menparpostel Achmad Tahir dengan 2 anak Khaseli dan Ami.
   Agum menempuh pendidikan SD hingga SMA di Bandung. Setelah lulus SMA tahun 1964, ia sempat kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran selama setahun. Kemudian ia masuk Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang tahun 1968. Agum adalah lulusan pendidikan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat (Seskoad) tahun 1985, Sesko ABRI tahun 1991, dan ia juga memperoleh gelar Master of Science (MSc) dalam bidang Manajemen dari American University pada tahun 1998.

     Sepanjang karier militernya, Agum pernah bertugas sebagai Staf Kopkamtib dan Bakin (1973-1976). Agum ikut dalam Operasi Penumpasan Pemberontakan PGRS/Paraku di Kalimantan Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, dan Operasi Penumpasan GPK di Aceh dan Irian Jaya. Ia pernah pula menjabat Wakil Asintel Kopassus (1987-1988), Asisten Intelijen Kopassus (1988-1990), Asisten Intelijen I Kasdam Jaya (1991-1992), Komandan Korem 043/Garuda Hitam Lampung (1992-1993), Direktur A Badan Intelijen dan Strategis (Bais) ABRI (1993-1994), Komandan Kopassus ke-13 (1993-1994), Kepala Staf Kodam I Bukit Barisan (1994-1996), staf ahli Panglima ABRI bidang Polkam (1996), Panglima KodamVII Wirabuana (Agustus 1996-1998), dan Gubernur Lemhannas (1998). Agum pensiun 10 November 2000 dengan pangkat terakhir jenderal kehormatan.

    
      Agum Gumelar  mengurus PSSI pada tahun 1999 sampai dengan 2003 dan digantikan oleh Nurdin Halid.

3. Nurdin Halid (2003 - 2011)


    Nurdin Halid seorang warga Indonesia yang lahir di Watampone, Sulawesi Selatan, 17 November 1958 dengan  umur 52 tahun,dia adalah seorang pengusaha dan politikus Indonesia. Ia adalah Ketua Umum PSSI dan pernah menjadi anggota DPR-RI dari partai Golkar pada tahun 1999-2004.Dan mempunyai seorang istri yang bernama Andi Nurbani, dia memperoleh lima putra dan satu putri.Di masa jabatan nya ia dikenal dengan controversial dengan berbagai kasus yang membuat dirinya di penjara,sehingga ia dijuluki oleh warga Indonesia sebagai “Nurdin M TOP Halid”yang membuat persepakbolan Indonesia hancur dimasa itu dan yang menjadi korbanya adalah pemain timnas Indonesia tidak dapat meraih prestasi di liga internasional.
    Nurdin Halid terlibat beberapa kasus yang diantaranya yaitu Pada 16 Juli 2004, dia ditahan sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan gula impor ilegal. Ia kemudian juga ditahan atas dugaan korupsi dalam distribusi minyak goreng. Hampir setahun kemudian pada tanggal 16 Juni 2005, dia dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan tersebut oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan dibebaskan. Putusan ini lalu dibatalkan Mahkamah Agung pada 13 September 2007 yang memvonis Nurdin dua tahun penjara. Ia kemudian dituntut dalam kasus yang gula impor pada September 2005, namun dakwaan terhadapnya ditolak majelis hakim pada 15 Desember 2005 karena berita acara pemeriksaan (BAP) perkaranya cacat hukum. Selain kasus ini, ia juga terlibat kasus pelanggaran kepabeanan impor beras dari Vietnam dan divonis penjara dua tahun 6 bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 9 Agustus 2005. Tanggal 17 Agustus 2006 ia dibebaskan setelah mendapatkan remisi dari pemerintah bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia.
      Nurdin Halid mengurus PSSI pada tahun 2003 sampai dengan 2011 dan digantikan oleh. Djohar Arifin Husein.

4. Djohar Arifin Husein (2011 -  2015)


    Orang yang bernama lengakap Prof. Dr. Ir. Djohar Arifin Husein yang lahir di Tanjungpura provinsi Sumatera Utara Indonesia  dengan tanggal 13 September 1950 yang berumur 62 tahun,ia lahir setelah 5 tahun Indonesia merdeka.dia seorang warga Indonesia yang menganut agam islam.
   Sebelum menjadi ketua PSSI  Djohar Arifin Husein ia sebagai Guru Besar di Universitas Islam Sumatera Utara, Wakil Plt Sekjen PSSI, Sekjen KONI dan Mantan staf ahli Menpora.Ia juga dikenal dengan “Pemimpin PSSI yang Egois” karena egoisanya itu membuat Timnas Indonesia tidak dapat meraih 1 juara pun dilaga internasional,pada hal warga Indonesia berharap orang yang dipilih untuk mengatikan Nurdin Halid lebih baik tapi faktanya DIA dengan Nurdin “sebelas dan duabelas”kalaw bahasa padang/minangnya “SABALEH JO DUOBALEH”itu artinya,kepemimpinan 2 ketua PSSI sama buruknya,tidak bisa membangkitkan Timnas Indonesia yang terpuruk dimata dunia.Buktinya kita bisa lihat di rengking FIFA Negara Indonesia jauh merosot/turun kebawah dari tahun-tahun sebelumnya atau mungkin bisa mencapai peringkat terakhir jika Dia masih seperti ini.


Tidak ada komentar:

Jika anda ingin Copy artikel ini,saya perbolehkan tapi harap tinggalkan Komentar + Like + Bagikan dan letakan SUMBERnya...ok